Memandang Kebun

Akhir-akhir ini banyak sekali kesibukan. Sudah berbulan-bulan tidak mengurus kebun lagi. Sedihnyaaa… Walaupun masih banyak tanaman yang tumbuh di kebun, kalau tidak turun tangan sendiri itu rasanya gimanaaa gitu.

Ginseng Jawa masih ada, tumbuh dengan subur. Tadinya aku tanam dalam pot di teras. Karena sudah semakin banyak, dipindahkan oleh Ayahanda ke drum bekas yang dialihfungsikan menjadi pot raksasa setinggi lutut (gak ukur tingginya). Ceplukan sudah tidak ada karena batangnya rusak. Huwaaaa…. TT____TT Hanya bisa berharap akan tumbuh lagi secara liar karena aku tidak pungut bijinya.

Ayahanda juga hobi menanam. Beliau menanam biji-biji pepaya yang dulu aku beli saat bazaar di gereja (pepayanya yang aku beli, bukan bijinya). Rasa pepayanya mantap!

Selain itu, ada juga mangga madu. Ayahanda pernah dapat kiriman satu dus mangga madu plus alpukat dari temannya di luar kota. Untuk dibagi dengan teman lain di Semarang juga, sih. Rasa mangga madunya luar biasa! Sudah lama tidak makan mangga madu… >_< Terakhir kali makan saat aku masih kuliah di Jogja. Betapa nikmatnya mangga madu, yang paling enak di kerajaan mangga! XD Kalau biji alpukatnya aku tidak tahu, ditanam atau tidak.

Ada juga lombok Manado. Buahnya mantap, dipakai untuk masak sedikit saja sudah pedas! Lombok biasa yang kecil-kecil juga ada, pohonnya semakin banyak karena biji yang berjatuhan mudah sekali tumbuh.

Lalu ada kacang panjang hasil semaianku yang dipindahkan Ayahanda ke kebun dan diberi penyangga seadanya. Sudah mulai dipanen seminggu yang lalu. Lumayan untuk bahan masakan Ibunda 🙂 Beberapa pohon jagung yang disemai sendiri oleh Ayahanda saat ini pun sudah mulai berbunga 😀

Wah, aku belum cerita tentang suweg ya. Nama latinnya Amorphophallus paeoniifolius. Tanaman ini sudah lama ada di kebun kami. Saat ini sedang masa pertumbuhan fase vegetatif. Pada fase generatifnya akan muncul bunga yang baunya tidak enak.

Fase vegetatif suweg (A. paeoniifolius)

Fase vegetatif suweg (A. paeoniifolius)

Bunga suweg (A. paeoniifolius)

Bunga suweg (A. paeoniifolius)

Tanaman ini menghasilkan umbi yang bisa dipanen pada akhir masa fase vegetatif. Ketika daun-daunnya sudah mulai layu atau rebah ke tanah, umbinya bisa diambil. Aku tidak terlalu suka umbi suweg karena agak bergetah. Mungkin bisa diakali dengan proses pengolahan tertentu untuk menghilangkan getahnya.

Itulah macam-macam tanaman yang ada di kebun kami. Semoga aku bisa berkebun lagi supaya penampilan halaman depan rumahku lebih tertata. Banyak tanaman dalam pot yang terbengkalai >.<

3 Komentar

Filed under Kebun

3 responses to “Memandang Kebun

  1. Merlin Tiurmaida Gultom

    Hai bu thea😊
    Ini cerita tentang pengalaman saya waktu saya lagi di desa saya di medan. Kakek saya mempunyai banyak kebun, ada cengkeh, cabai, tomat, terong, dan teh. Saya sering sekali berfikir, kenapa kakek saya suka dengan sayuran dan merawat tumbuhan. Dan saya merasa bahwa kakek saya menyukai pemandangan yg sejuk. Maka dr situ saya suka memandang kebun karena jika memandang kebun terasa sejuk dan indah.

  2. Tanaman suweg ny di jual nda mba?

Tinggalkan Balasan ke Andro Saptiko Batalkan balasan